- Harga Bitcoin kembali tertahan karena resistance on-chain sekitar 13 persen di atas harga saat ini
- Tekanan jual dari pemegang jangka pendek membuat setiap reli cepat melemah
- Pola teknikal dan indikator momentum menunjukkan upaya pembeli belum cukup kuat
IndoTech.eu.org - Harga Bitcoin kembali bergerak mendatar di kisaran US$87.820 dan belum mampu keluar dari tekanan meski beberapa kali mencoba bangkit.
Pergerakan ini memperpanjang tren melemah sepanjang 30 hari terakhir, di mana aset kripto terbesar di dunia tersebut tercatat turun sekitar 4 persen.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan pelaku pasar tentang alasan di balik gagalnya setiap reli harga Bitcoin.
Fenomena tersebut terjadi di pasar kripto global sepanjang akhir Desember, ketika minat beli masih terlihat namun selalu tertahan sebelum membentuk momentum lanjutan.
Fenomena tersebut terjadi di pasar kripto global sepanjang akhir Desember, ketika minat beli masih terlihat namun selalu tertahan sebelum membentuk momentum lanjutan.
Berdasarkan analisis data on-chain dan teknikal, kegagalan reli Bitcoin kali ini berkaitan erat dengan keberadaan resistance penting sekitar 13 persen di atas harga spot. Level ini berulang kali menjadi penghalang utama yang memicu aksi jual dini.
Penyebab utama tekanan tersebut berasal dari perilaku pemegang Bitcoin jangka pendek. Data model Short-Term Holder Cost Basis menunjukkan bahwa rata-rata harga beli investor baru berada di kisaran US$99.790.
Penyebab utama tekanan tersebut berasal dari perilaku pemegang Bitcoin jangka pendek. Data model Short-Term Holder Cost Basis menunjukkan bahwa rata-rata harga beli investor baru berada di kisaran US$99.790.
Selama harga Bitcoin masih berada jauh di bawah level ini, sebagian besar pemegang jangka pendek berada dalam posisi rugi. Kondisi ini mendorong mereka melepas aset lebih cepat setiap kali harga naik, guna membatasi potensi kerugian lanjutan.
Tekanan jual ini terjadi hampir otomatis setiap kali harga mendekati area atas. Alhasil, reli yang terbentuk selalu kehilangan tenaga sebelum sempat berkembang menjadi breakout.
Tekanan jual ini terjadi hampir otomatis setiap kali harga mendekati area atas. Alhasil, reli yang terbentuk selalu kehilangan tenaga sebelum sempat berkembang menjadi breakout.
Data HODL Waves turut memperkuat gambaran tersebut. Porsi kepemilikan Bitcoin oleh kelompok pemegang 1 hari hingga 1 minggu tercatat turun signifikan dari 6,38 persen suplai pada akhir November menjadi 2,13 persen menjelang akhir Desember. Penurunan ini mencerminkan kecenderungan investor baru untuk segera keluar dari pasar.
Situasi tersebut menjadikan area US$99.790 sebagai resistance krusial Bitcoin dalam jangka pendek. Level ini bersifat dinamis dan dapat berubah mengikuti pergerakan harga, namun sejauh ini tetap menjadi batas psikologis dan struktural yang sulit ditembus. Selama harga belum mampu bertahan di atas zona ini, tekanan dari pemegang jangka pendek diperkirakan masih akan membayangi.
Dari sisi teknikal, grafik 12 jam memperlihatkan Bitcoin bergerak di dalam pola segitiga simetris. Pola ini mencerminkan kondisi pasar yang ragu-ragu, di mana kekuatan pembeli dan penjual relatif seimbang. Pola segitiga semacam ini membutuhkan dorongan volume dan momentum yang kuat untuk menentukan arah pergerakan selanjutnya.
Indikator Chaikin Money Flow juga menunjukkan adanya upaya akumulasi, ditandai dengan pergerakan indikator yang naik seiring harga. Namun, posisinya masih berada di bawah garis nol, menandakan arus dana masuk belum cukup besar untuk mengonfirmasi kekuatan tren naik. Selama kondisi ini bertahan, peluang breakout masih terbatas.
Secara pergerakan harga, Bitcoin telah terjebak dalam rentang sempit antara US$84.370 hingga US$90.540 hampir sepanjang akhir bulan. Setiap kali harga mendekati batas atas, aksi jual kembali muncul dari investor yang ingin keluar dari posisi rugi. Pola ini konsisten dengan tekanan di sekitar cost basis pemegang jangka pendek.
Ke depan, arah Bitcoin akan sangat ditentukan oleh kemampuannya menembus beberapa level kunci. Kenaikan di atas US$94.600 dipandang sebagai sinyal awal penguatan minat beli. Jika berlanjut hingga mampu merebut kembali area US$99.820, hambatan 13 persen tersebut dinilai mulai runtuh dan tekanan jual berpotensi mereda. Dalam skenario ini, target berikutnya berada di sekitar US$107.420.
Sebaliknya, kegagalan menjaga momentum berisiko menyeret harga kembali ke area support US$84.370. Penutupan harian di bawah US$80.570 akan menjadi sinyal pelemahan lanjutan dan berpotensi mengubah ekspektasi tren Bitcoin memasuki Januari.
Situasi tersebut menjadikan area US$99.790 sebagai resistance krusial Bitcoin dalam jangka pendek. Level ini bersifat dinamis dan dapat berubah mengikuti pergerakan harga, namun sejauh ini tetap menjadi batas psikologis dan struktural yang sulit ditembus. Selama harga belum mampu bertahan di atas zona ini, tekanan dari pemegang jangka pendek diperkirakan masih akan membayangi.
Dari sisi teknikal, grafik 12 jam memperlihatkan Bitcoin bergerak di dalam pola segitiga simetris. Pola ini mencerminkan kondisi pasar yang ragu-ragu, di mana kekuatan pembeli dan penjual relatif seimbang. Pola segitiga semacam ini membutuhkan dorongan volume dan momentum yang kuat untuk menentukan arah pergerakan selanjutnya.
Indikator Chaikin Money Flow juga menunjukkan adanya upaya akumulasi, ditandai dengan pergerakan indikator yang naik seiring harga. Namun, posisinya masih berada di bawah garis nol, menandakan arus dana masuk belum cukup besar untuk mengonfirmasi kekuatan tren naik. Selama kondisi ini bertahan, peluang breakout masih terbatas.
Secara pergerakan harga, Bitcoin telah terjebak dalam rentang sempit antara US$84.370 hingga US$90.540 hampir sepanjang akhir bulan. Setiap kali harga mendekati batas atas, aksi jual kembali muncul dari investor yang ingin keluar dari posisi rugi. Pola ini konsisten dengan tekanan di sekitar cost basis pemegang jangka pendek.
Ke depan, arah Bitcoin akan sangat ditentukan oleh kemampuannya menembus beberapa level kunci. Kenaikan di atas US$94.600 dipandang sebagai sinyal awal penguatan minat beli. Jika berlanjut hingga mampu merebut kembali area US$99.820, hambatan 13 persen tersebut dinilai mulai runtuh dan tekanan jual berpotensi mereda. Dalam skenario ini, target berikutnya berada di sekitar US$107.420.
Sebaliknya, kegagalan menjaga momentum berisiko menyeret harga kembali ke area support US$84.370. Penutupan harian di bawah US$80.570 akan menjadi sinyal pelemahan lanjutan dan berpotensi mengubah ekspektasi tren Bitcoin memasuki Januari.
(*)

